"Kusir Keledai Abu Nawas" - ayapoe

"Kusir Keledai Abu Nawas"

"Kusir Keledai Abu Nawas"
Abu Nawas diminta Sultan Harun Al-Rasyid untuk berbicara di hadapan para pembesar negeri tetangga. Ketika hampir tiba di tempat ia meminta kepada kusir keledainya untik duduk manis, sedang kendali kuda ia pegang. Ia minta kepada kusir keledai untuk mandi dan bersolek agar kelihatan bersih dan rapi. sedangkan Abu Nawas membiarkan dirinya apa adanya, kusut dan kotor.
" Biarkan orang-orang mengira dirimu Abu Nawas,tak perlu dirimu bicara, cukup tersenyum. Pembesar-pembesar negeri itu harus di beri pelajaran. Kalu begini mereka tidak akan jera." kata Abu Nawas sambil mengendalikan keledainya.

Sampai ditempat orang-orang pada menyambut,tentu saja yang disambut kusir keledai asli. Mereka mengira dialah Abu Nawas, sedangkan Abu Nawas yang asli malah di cuekin karena mereka menganggap dia adalah kusir keledai biasa. Sang kusir hanya senyum-senyum ketika diajak berbicara. Tiba saatnya Abu Nawas diminta untuk berbicara , maka bangkitlah ia menuju mimbar. Tentu saja mereka kaget yang maju kok malah kusir keledai.
" Maaf  Bapak-bapak sekalian Tuan Abu Nawas sedang sakit gigi, sehingga terpaksa saya sebagai kusir pribadinya menggantikan untuk berbicara di hadapan Bapak-bapak" kata Abu Nawas mantap. Seketika ruangan menjadi gaduh. Kusir asli hanya senyum-senyum.
Kemudian Abu Nawas berbicara panjang lebar sampai membuat para hadirin terpukau. mereka terpukau betapa hebat kusir Abu Nawas ini, lalu bagaimana kehebatan Abu Nawas ini?Begitulah batin mereka masing-masing. Kesempatan itu tidak disia-siakan untuk menasehati para pembesar negeri itu agar selalu adil dalam mengemban amanat.
" Tuan-tuan kematian kita telah dekat, setelah mati bukan berati kita tidur. Tidak!  Kita hidup di alam kubur dengan nikmat atau dengan siksa tergantung amal perbuatan kita. Ingat Rasullulloh telah bersabda, bahwa ada tiga golongan yang tidak akan dilihat Allah, salah satunya adalah Pemimpin yang membohongi rakyatnya."
Salah seorang pembesar mengacungkan tangan dan bertanya," Bagaimana kalau rakyat yang membohongi pemimpin?Apakah Allah juga murka terhadap rakyat itu?"
Tampaknya Pembesar-pembesar itu tak mau kalah juga.
"Semua perbuatan bohong pasti dimurkai oleh Allah, akan tetapi pemimpin yang dibohongi oleh rakyat berarti lebih bodoh dari rakyat itu, karena itu dia pun bisa mendapat murka dari Allah, karena sudah bodoh masih ngotot jadi pemimpin pula!" jawab kusir gadungan yang cerdas itu.
" Wah kalau kusirnya saja begitu pandai, lalu bagaiman dengan tuannya?"begitu yang terbesit di benak para pejabat itu.


EmoticonEmoticon

Ad Placement

Formulir Kontak