Ya, itulah seuntai kata yang saya dengar dari seorang sopir yang sedang asyik menceritakan kisah hidup salah seorang temannya. Dengan sangat antusias dia bercerita tentang seluk beluk kehidupan temannya itu, mulai dari awal mula perantauan temannya, keluarga, pekerjaan, serta cerita lucu dari "Pak Uri", itulah nama temannya itu. Sopir itu mulai bercerita.
" Pak Uri tu orangnya nyantai, gak pernah bikin pusing masalah pekerjaannya. Dia aja kalau dimarahi bosnya tidak pernah takut atau merasa bersalah, dia malah ketawa."" Dia tu kalau ngobrol dengan kalangan yang lebih rendah (intelektual) darinya dia malah merendah, pernah saat ngobrolin masalah HP Siemens dia malah bilang HP Semen (semen kujang atau semen Gersik pak?"). Tapi kalau diajak ngobrol sama orang yang lebih tinggi (intelektualnya) maka jangan harap bisa menang darinya, orang dia lulusan Sarjana Ekonomi."
"Satu lagi prinsip yang beliau pegang, Tuhan Menciptakan Manusia Beserta Makanannya. Karena prinsip itulah dia tak pernah merasa pusing dengan apa yang namanya uang."
Denger-denger sekarang Pak Uri sudah tidak menjadi sopir lagi. Sekarang dia menjadi pengawas di salah satu puul Lumban Jaya. Seribu rasa hormat saya untukmu pak, saluut.....
EmoticonEmoticon