Ketika akan masuk di pesantren, Abu Nawas diwajibkan untuk menjalani tes, salah satunya adalah tes lisan. Tes lisan itulah yang membuatnya diterima karena Syekh penguji terkesima akan kepandaiannya. Salah satu pertanyaan yang diajukan adalah, "tiap berapa lama engkau khatam membaca Al-quran?"
"Kadang dalam sehari saya khatam."
Tentu saja syekh sangat terkejut mendapat jawaban itu.
"Maaf, kalau Syekh sendiri berapa lama khatam membaca Al-quran?" tanya Abu Nawas balik.
"Ehm....belum saatnya engkau mengetahui karena engkau belum menjadi muridku," jawab syekh menghindar.
"Tapi sehari itu terlalu cepat.seharusnya minimal tiap 3 hari. Kurang dari itu malah tidak baik. Begitulah pesan Rosululloh"
"Masalahnya waktu tiga hari terlalu lama bagi saya. Saya selesaikan bisa dalam satu jam."
"Musmusmustahil"
"Qulhuwallaahu ahad setara dengan sepertiga Al-Quran!" jawab Abu Nawas.
"Engkau benar.", jawab syekh.
"Masak saya harus membaca Qulhuwallaahu ahad sehari satu kalin saja?!" bantah Abu Nawas.
Syekh tersenyum menyaksikan kecerdikan Abu Nawas.
"Kadang dalam sehari saya khatam."
Tentu saja syekh sangat terkejut mendapat jawaban itu.
"Maaf, kalau Syekh sendiri berapa lama khatam membaca Al-quran?" tanya Abu Nawas balik.
"Ehm....belum saatnya engkau mengetahui karena engkau belum menjadi muridku," jawab syekh menghindar.
"Tapi sehari itu terlalu cepat.seharusnya minimal tiap 3 hari. Kurang dari itu malah tidak baik. Begitulah pesan Rosululloh"
"Masalahnya waktu tiga hari terlalu lama bagi saya. Saya selesaikan bisa dalam satu jam."
"Musmusmustahil"
"Qulhuwallaahu ahad setara dengan sepertiga Al-Quran!" jawab Abu Nawas.
"Engkau benar.", jawab syekh.
"Masak saya harus membaca Qulhuwallaahu ahad sehari satu kalin saja?!" bantah Abu Nawas.
Syekh tersenyum menyaksikan kecerdikan Abu Nawas.
EmoticonEmoticon